Sabtu, 16 Agustus 2014

Wawancara Zacky dengan Revolver Tentang Perekaman Ulang Waking the Fallen dan DVD Rekaman Dokumentasi




Revolver Magazine telah mewawancarai Zacky Vengeance tentang "Waking the Fallen : Resurrected" [perekaman ulang dari album Avenged Sevenfold "Waking the Fallen"] . Zacky juga berbagi pengalamannya saat pembuatan album Waking the Fallen, peran Syn dan Matt dalam pembuatan album, perubahan gaya musik, dan studio rekaman.

Silahkan baca interview yang telah diterjemahkan oleh metaldanrockinfo.blogspot.com :


Revolver
Mengapa Waking the Fallen direkam ulang?
Zacky Vengeance :

Kami rasa album itu adalah titik kesuksesan dikarir kami, dan album ini juga menentukan perkembangan musik Avenged Sevenfold. Saat itu Brian [lead guitar Synyster Gates] baru saja bergabung dengan Avenged Sevenfold, dan saat itu juga kami mulai menggabungkan duel lead dan harmoni gitar. Ini juga ketika Matt [vokalis M. Shadow] mulai benar-benar bernyanyi tidak hanya berteriak-teriak, tidak hanya bernyanyi di chorus atau sedikit bagian ini atau itu. Jadi kami ingin merilis kembali dan membuat orang sadar, dan memberi orang-orang wawasan lebih luas tentang apa yang telah kami alami, apa yang sedang ada didalam otak kami saat membuat lagu-lagu, seperti lagu demo. Pada dasarnya, kami ingin memberi tahu perjalanan karir kami, dengan mengingat dan menyadari bahwa kami berasal dari keluarga yang sederhana.
Revolver

Seperti apa kehidupanmu saat tahun 2003, saat kalian sedang membuat album?
Zacky Vengeance

Sangat menyenangkan! Kami masih muda, kami semua masih bergantung pada orang tua, kami semua mengendarai mobil menyebalkan Matt dan kami ke garasi orang tua Matt untuk menulis lagu dengan sungguh-sungguh dan mencoba membuat orang-orang terkesan, dan juga mencoba untuk mengekspresikan setiap pribadi kami kedalam lagu. Dan setelah itu, kami semua pergi ke bar Jhonny untuk minum secara murah bahkan kadang gratis! [Hahaha]  saat kami bangun kami merasa pusing dan melanjutkan proses pembuatan album. Itu sangat menyenangkan. Semuanya berjalan dengan santai, dan pada dasarnya itu adalah sekelompok teman-teman yang mencoba membuat musik terbaik yang kami bisa.
Kalian akan mendengar kebangkitan "Musik Avenged Sevenfold" di album ini. Ya. Di album pertama kami "Sounding the Seventh Thrumpet" kami mendengarkan band-band Heavy Metal dan band Hardcore. Tapi kali ini Matt mendengarkan lagu Pantera Far Beyond Driven, dan aku mendengarkan lagu Metallica... And Justice For All and Master of Puppets dan Brian[Synyster Gates] membawakan unsur Iron Maiden kedalam permainan gitarnya. Kami rasa ini tidak masalah mengembalikan unsur-unsur band-band besar Metal, kami ingin menggabungkan unsur-unsur tersebut. Kami tidak perduli apa yang akan dikatakan teman-teman kami... Pada saat itu, saat awal perjalanan kami, kami berpikir bahwa tidak keren bila tidak menjadi band metal underground atau hardcore, jadi bagi kami meniru band-band yang benar-benar sukses itu sangat mainstream dan sangat beresiko. Tapi itu adalah hal yang kami sukai, sebagai pria, dan kami menggabungkan semua unsur Metal. Kami pada dasarnya memutuskan bahwa “Kami tidak peduli apa yang orang lain pikirkan tentang kami, ini adalah musik yang kami buat! Lanjutkan saja!”
Revolver:

Di album ini adalah pertama kalinya Avenged menjadikan Synyster Gates sebagai anggota resmi kan?
Zacky Vengeance :

Ya. Kami kembali merekam ulang intro Sound the Seventh Trumpet dan memberikan kesempatan untuk Brian bermain solo gitar di album itu, tapi di album Waking the Fallen untuk pertama kalinya Brian bermain dalam seluruh album, dan sangat berperan dalam album tersebut. Saat itulah kami mulai menggabungkan duel lead. Lagu pertama yang ditulis di album Waking the Fallen adalah “Second Heartbeat”, dan saat itu Brian benar-benar bergabung dengan band. Dia datang dan mendengarkan riff yang telah kutulis, dan dia meanyukainya “Hei, ayo kita tambahkan harmoni gitar” Tak kusangka ternyata malah menjadi seperti lagu-lagu Iron Maiden, Matt dan aku langsung terpesona. Aku tidak pernah melakukan solo gitar terlalu banyak, dan dengan hal tak terduga ini kami menggabungkan unsur-unsur mengagumkan yang belum pernah kami lakukan sebelumnya.
Revolver:

Kalian merekam Waking the Fallen di NRG Rekaman di Hollywood, kan? Seperti apa pengalamanmu?
Zacky Vengeance :

Aku percaya studio rekaman yang berada di Burbank, dan aku lupa nama studio rekamannya. Itu adalah pertama kalinya kami bekerjasama dengan produser [Andrew Mudrock, A.K.A Mudrock] , kami sering dimarahinya, seperti ini “Zack kau buruk dalam bermain gitar, permainan drummu kurang cepat, kalian selalu bermain dalam tempo yang sama. Lebih baik kalian memainkan lagu berdurasi enam menit saja, dari pada memainkan lagu sepuluh menit tapi menyebalkan”  kami seperti latihan militer, kami marah. Aku benci bila ada seseorang yang mengatakan bahwa kami masih belum cukup baik, atau buruk dalam bermain gitar, atau bagian-bagian dari lagu kami belum cocok. Bila kalian menjadi seperti itu, kalian pasti tidak ingin mendengarkannya. Jadi itulah sedikit masalah kami, tapi jika diingat-ingat, itu mengagumkan. Kami belajar banyak tentang rekaman, dan membawa kami ke tingkat profesionalisme yang belum kami lakukan.
Revolver :
Banyak band-band baru yang sulit untuk manggung seperti di studio
Zacky Vengeance :
Benar. Instrumen kami sangat berantakan saat manggung. Kami mencoba yang terkeren yang kami bisa, tapi kami belum menyadari bahwa kami harus memiliki album yang enak didengar dan mudah diterima setiap orang. Momen yang peling penting menurutku adalah ketika kami semua bersama-sama dengan produser dan engineer selama pre-produksi, dan kami memainkan  “Unholly Conffesion” itu adalah riff yang Rev dan aku tulis di Soundheck, lalu Syn dan Matt bermain sangat brillian dan memperbaiki irama musik. Mulai disini Matt scream secara full, seperti biasanya, Matt bilang “Bagaimana pendapatmu jika dibeberapa bagian aku tidak scream?”  Dia bernyanyi dengan suara yang unik, kami bilang kepadanya “Keren – ayo kita gabungkan dengan bernyanyi”, kami juga bilang kepadanya “Kau penyanyi hebat – tak usah pedulikan apa yang anak hardcore katakan kepada kita, kau harus bernyanyi dibagian ini” Ini adalah dunia yang baru.
Revolver :
Apa yang kalian tambahkan dalam rekaman ulang ini?
Zacky  Vengeance :
Dengan menjual kembali, kami menawarkan lagu demo yang kami rekam untuk album. Dulu kami sebenarnya pergi ke studio kecil tanpa uang sepersen pun [dengan studio  Thrici’s Teppei Teranishi]. Tapi kami ingin mendengar musik dengan melodi vokal dan nada gitar yang berbeda sebelum kami meperbaikinya [yang dimaksud Zacky adalah lagu demo] . Demo ini adalah sebagian nyata dan dasar dari lagu yang kami buat – setiap demo itu berbeda-beda dari lagu-lagu Waking the Fallen yang biasa kalian dengar. Kami mengambil beberapa dari bagian lagu dan dan menambahkan beberapa ke lagu-lagu yang lain. Kalian pasti pernah dengar kan? Ini lah evolusi [perkembangan dengan penyesuaian].
Aku rasa ada lima lagu demo. Dan salah satu bagian akhir dari demo itu menjadi bagian penting di album “City of Evil”, bahkan demo itu tidak gunakan dalam album Waking the Fallen. Saat itu kami masih dalam proses rekaman, jadi itu sangat keren – ada yang bilang “Wow, apa ini musik yang kita sukai?” [Hahaha] Hanya saja kami saat itu masih dalam percobaan, mencoba menemukan musik yang pas untuk kami mainkan. Kami rasa Sounding the Seventh Trumpet bukan lah identitas kami. Matt tidak bernyanyi dengan maksimal saat itu, Syn belum bergabung dengan kami,  permainan drum Jimmy masih berantakan, dan aku seperti tidak pantas bermain gitar saat itu.
Revolver :
Ada juga DVD rekaman dokumentasi [Avenged Sevenfold] di tahun 2003, kan?
Zacky Vengeance :
Yah, menonton itu membuatku merinding – itu menunjukkan bahwa sebagai anak muda, kami masih polos. Sejak saat itu kami masih belum banyak perubahan, atau keinginan untuk manggung, tapi saat itu kami tidak memiliki instrumen, kru atau fan base. Pada dasarnya kami terus maju dengan semangat dan cita-cita. Kami anak-anak kurus, anak-anak kurang gizi yang menncoba membuat musik dan berpakaian hitam sekeren mungkin, dan meminjam uang teman-teman agar kami bisa membeli bir di bar. Sebagian besar orang-orang melihat kami sebagai band besar yang bermain di festival dan headline tur, tapi ketika teman-teman dekat dan keluarga melihat rekaman ini, mereka kaget “Wow, aku benar-benar lupa kapan ini terjadi”
Revolver :
Jika saja kau bertemu dengan dirimu sendiri yang kurang gizi, apa yang akan kau katakan?
Zacky Vengeance :
Aku akan mengatakan, “Jangan dibuat susah – nikmati saja perjalanan ini, men! ” Itu semua adalah saat-saat yang penuh tantangan sampai aku menjadi seperti sekarang ini, tapi itu semua adalah pengalaman yang luar biasa. Aku harap band lain mendapat pelajaran dari semua ini dan menyadari bahwa tidak ada yang perlu ditakutkan – itu semua sangat berharga, dan semua itu dilakukan dengan kerja keras dan keputusanan yang tepat.  Tapi mungkin saja bahwa bila kalian percaya pada diri sendiri, kalian akan beranjak ke level yang lebih tinggi. Jadi aku tidak akan mengubah tujuanku, men. Aku percaya bahwa keputusan kami adalah keputusan yang tepat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar